Penantianku,seperti bulan memaki awan kerinduan,menjelma dalam buain angin syahdu dan membiarkan bintang bercerita tentang cinta mentari dan bumi yang menari di lorong penantian…aku terdiam kaku,melihat ranting ranting memuji cinta,mendengar dedaunan memekik kerinduan,walau akhirnya sunyi dalam pengorbanan..Oh….awan berbisik dengan manja,mengelus-elus rambutnya dan berkaca di atas telaga rinduku,yang mengema hingga lazuardi memupus selingkuh cakrawala pagi, Akar-akarku kasih sayangku tersimpuh malu terbuai mati di hadapan angin asmaramu dan mengisi panggung pesona mimpi.api-api hasrat terbungkus dalam diri mengalir menelusuri lembah nadi,tersumbat dalam alteri cemburuku,saling mencumbu rayu dalam bahagia namun ketika alteri terputus,nadi mati, tragedi menjadi, maut merenggut, nyawa tiada, lorong penantianpun roboh di amuk gaung cakung meraung, mentari sirna, malampun menjelma, bumi terpana, bulan merana. terpana oleh puing-puing penantianku merenggut cumbu rayu menjadi bayu yang memburu,hingga akhirnya aku guyah lemah terkapar di ujung waktu…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar